Jumat, 08 Oktober 2010

RIWAYAT HIDUP SINGKAT DAN PERJUANGAN TOM PELLO



RIWAYAT HIDUP SINGKAT DAN
PERJUANGAN TOM PELLO

1.     Latar Belakang Keluarga
Tom Gerson Pello yang lebih dikenal dengan panggilan Tom Pello dilahirkan di Kapan, Timor Tengah Selatan pada tanggal 18 Juli 1917. Tom Pello lahir dari keluarga Protestan yang taat, dari seorang ayah bernama Hendrik Mesakh Pello dilahirkan pada 28 Juli 1888. Ayah Tom Pello bekerja sebagai seorang guru/Pendeta Protestan, tetapi ia juga seorang tokoh pergerakkan Timor Verbornd. Ibunya bernama Enggelina Antoneta Amtaran yang lahir pada tanggal 17 April 1894. Tom Pello merupakan 8 bersaudara kandung adalah : R.Y. Pello, Blendina Pello, Yoel Yeremias Pello, Tom Gerson Pello, Yunus Daiel Pello, Tamaria Yeremoth Pello dan R.Y. Pello Yr.
Tom Pello menikah dengan Maria Saba Pello. Dari perkawinan dengan Maria Saba Pello, Tom Pello memiliki 4 orang putra yakni :
1.     Hengki Mesakh Pello
2.     Enggelina Antonetta Frederika Pello
3.     Sonya Pello
4.     Tom Pello Yr.

2.     Riwayat Pendidikan dan Kursus
-        HIS di Kupang
-        MULO di Surabaya
-        Middel Baar Land Bouw School di Bogor tahun 1938

3.     Riwayat Pekerjaan dan Perjuangan
Tom Pello pertama kali diangkat menjadi pegawai sebagai : Land Bouw Conshland (semacam Kepala Dinas Pertanian di Kupang). Suatu jabatan yang cukup tinggi pada jamannya bagi seorang bumi putra.
Ia kemudian dipindahkan dari Kupang ke Kefamenanu di Timor Tengah Utara dan Belu sampai tahun 1941. Tahun 1942 dipindahkan ke Kupang dan ditunjuk sebagai Kepala Dinas Pertanian Keresidenan Timor enonderhorighedden (waktu itu meliputi pulau Flores, Sumba, Timor dan Sumbawa).
Menjelang kedatangan Jepang mengikuti wajib militer Belanda dalam rangka menghadapi pasukan Jepang.

Riwayat Perjuangan
1.     Semenjak masih dibangku sekolah Tom Pello telah aktif mengikuti berbagai organisasi politik diantaranya Organisasi Pemuda Timor dibawah pimpinan almarhum Prof. Ir. H. Johannes. Tujuan organisasi tersebut memperjuangkan kemerdekaan RI.

2.     Senantiasa menentang dengan gigih terhadap pemerintahan colonial Belanda lewat organisasi.

3.     Pada masa pemerintahan pendudukan Jepang Tom Pello dan I.H. Doko dengan strategi yang tepat berhasil membela dan mengurangi penderitaan rakyat dan para raja di pulau Timor dari kekejaman pemerintahan Jepang. Berkat perannya ini maka Tom Pello dan I.H. Doko oleh masyarakat dijuluki : Stoet Blok (balok penahan).

4.     Tom Pello ikut aktif dalam pergerakkan Persatuan Kebangsaan Timor. Kemudian bersama-sama dengan I.H. Doko dan tokoh masyarakat Timor mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Timor (PDI) yang merupakan gabungan dari Partai Kebangkitan Indonesia pada tahun 1937. Pengurus PDI : Ketua Tom Pello, dan Wakil Ketua : I.H. Doko. Sekretaris CH. F. Ndaumanu, Wakil Skretaris Sahetapy Engels. Penasehat : HA. Koroh (Raja Amarasi).
Lewat partai tersebut dikeluarkan motto :
Mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Memperjuangkan Persatuan RI dari Sabang sampai Merauke.

5.     Pada waktu pemerintahan pendudukan Jepang berakhir, Kepala Pemerintahan Pendudukan Jepang di Kupang (Ken Karikan) memutuskan untuk menyerahkan kekuasaan pemerintahan atas Kota Kupang kepada 3 orang yakni : DR. A. Gebeler sebagai wali kota, I.H. Doko dan Tom Pello. Wewenang tersebut kemudian mengalami perubahan sampai dengan pendaratan pasukan NICA pada tanggal 11 September 1945 kemudian pemerintahan colonial Belanda kembali berkuasa.

6.     Pada waktu setelah pendaratan pasukan NICA dan masuknya kembali pemerintahan kolonialisme Belanda di Kupang yang membonceng tentara sekutu, Tom Pello, I.H. Doko, HA. Koroh dan D Adoe sebagai aktifis perjuangan yang dianggap membahayakan kelangsungan kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda di keresidenan Timor dan daerah takluknya, dituduh sebagai collaborator Jepang, anak emas Jepang dan menyimpan senjata dan barang-barang Jepang sehingga rumah mereka digeledah pasukan NICA.

7.     Pada bulan Maret 1946 Tom Pello bersama tokoh PDI antara lain : I.H. Doko, HA Koroh, CH. Ndaumanu menghadiri pertemuan dengan delegasi perlemen Schemerhorn, Van Poll dan Welter yang melakukan kunjungan ke Kupang. Dalam dialog dengan delegasi parlemen dikemukakan tuntutan sebagai berikut :
·       Kami ingin bangsa Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
·       Tuan jangan meragukan kesiapan kami untuk merdeka.
·       Kami tidak membenci Belanda tetapi kami ingin bersatu dengan Negara RI dan kami bukan ekstremisten.

8.     Para pemuda pergerakan di Kupang sempat merencanakan untuk membumi hanguskan Kamp NICA, tempat kediaman pamong praja Belanda, kantor dan jawatan dan gudang makanan. Rencana tersebut disusun Max Rihi di bawah pimpinan Tom Pello didukung tokoh pemuda PDI : Adi Pello, M. Saba, M.M. Foeh, Arif Kiah, A. Johanes, Asba Salean. Namun raja Amarasi HA Koroh yang bertindak sebagai penasehat PDI berhasil meyakinkan Tom Pello dan para pemuda untuk mengurung niatnya apabila dilaksanakan akan merugikan perjuangan dan masyarakat Kota Kupang.
9.     Tom Pello karena sifat gerakannya yang non kooperatif dan selalu konsisten melawan pemerintahan colonial Belanda ia dijuluki : Soekarnoisten, Republiken dan Extremesten.

10.  Sebagai pejuang yang konsekwen bersifat non kooperatif Tom Pello berkorban demi perjuangannya, walaupun ia telah memiliki kedudukan yang cukup tinggi untuk seorang bumi putra pada waktu itu, namun demi perjuangan ia minta berhenti sebagai pegawai pada Keresidenan Timor, walaupun akibatnya anggota keluarganya menderita.
11.  Pada waktu pemerintahan colonial Belanda menyelenggarakan konfrensi Malino tahun 1946, pemerintah colonial Belanda mengundang para tokoh PDI untuk ikut menghadiri konfrensi Malino mewakili Timor. Seperti diketahui konfrensi Malino yang diarsiteki oleh Wakil Gubernur Jendral Hindia Belanda DR.H.J. Van Mook. Namun undangan tersebut sempat menimbulkan perpecahan dikalangan tokoh PDI di Kupang tentang ikut tidaknya PDI ke konfrensi Malino. Terjadi dua kubu yakni : kubu HA Koroh dan I.H. Doko yang setuju menghadiri konfrensi dengan alasan, kedatangannya sangat penting untuk menyampaikan aspirasi kemerdekaan dan melakukan berbagai pendekatan dengan para utusan dari daerah lainnya. Apabila tidak menghadiri undangan dukhawatirkan pula undangan akan diisi oleh kelompok Lima Serangkai yang terkenal pro Belanda untuk mewakili utusan dari Timor.
Organisasi Lima Serangkai terdiri dari :
a.      Persatuan Timor Besar.
b.      Persatuan Kebangsaan Maluku.
c.      Perkumpulan Selatan Daya.
d.      Democratische Bond Van Indonesia.
e.      Indo Europees Verbond.

Kalau hal ini terjadi akan sangat merugikan perjuangan. Sedangkan kubu yang tidak setuju dipelopori : TH Mesakh dan Tom Pello dengan alas an ikut ke konfrensi Malino akan merugikan perjuangan, apabila Republik Indonesia juga tidak diundang ke konfrensi Malino. Konfrensi Malino akan dijadikan ajang pemecah belahan oleh Belanda terutama dalam rangka membentuk berbagai Negara boneka di Indonesia Timur. Hadir berarti menyetujui atau setidak-tidaknya member angin kepada kebijakan pemerintah colonial Belanda. Akhirnya setelah melalui musyawarah diputuskan PDI akan mengirimkan wakilnya. Berhubung jata utusan hanya seorang maka dipilih H.A. Koroh (Penasehat PDI/Raja Amarasi sekaligus Ketua Dewan Raja-Raja Timor dan Kepulauannya). H.A. Koroh  sebagai utusan akan didampingi 2 orang penasihat yakni I.H. Doko dan Tom Pello dan seorang sekretaris yakni Th. Oematan. Namun menjelang keberangkatan ke Malino Tom Pello jatuh sakit sehingga tidak jadi berangakat. Sehingga yang berangkat H.A. Koroh, I.H. Doko dan Th. Oematan. Keputusan dikirimnya utusan ke konfrensi Malino setelah melalui pertimbangan masak-masak dengan maksud akan menyampaikan aspirasi kemerdekaan dan bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mandat yang harus diperjuangkan yang ditanda tangani Tom Pello dan CH. F. Ndaumanu berbunyi : diberi kuasa kepada wakil Timor yang berangkat ke konfrensi Malino agar :
a.  Bermusyawarah dengan wakil-wakil Pemerintah Belanda tentang Nusa dan Bangsa Indonesia, hanya atas dasar menuntut hak untuk menentukan nasib diri sendiri, untuk seluruh bangsa Indonesia.
b.  Memperjuangkan bersama-sama dengan wakil-wakil yang bersangkutan, supaya keresidenan Timor dan Daerah takulknya digabungkan dengan Bali, Lombok, dan pulau-pulau Selatan Daya menjadi satu dengan otonom, dalam lingkungan Republik Indonesia.
Konfrensi Malino diselenggarakan di Kota peristirahatan Malino di Sulawesi Selatan dari tanggal 15 Juli 1946 – 5 Juli 1946, dihadiri 15 daerah di Indonesia Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Minahasa, Manado, Bali, Lombok, Timor, Sangihe Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan dan Papua.
12.  Pada tahun 1946 pada waktu konfrensi Malino selesai, Tom Pello jatuh sakit dan penyakitnya bertambah parah karena kekecewaannya hasil konfrensi Malino, Belanda. Tuntutan dan perjuangan mengakui hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Indonesia tidak terwujud. Tom Pello meninggal tanggal 12 September 1946.
Semula jenasahnya dimakamkan di perkuburan keluarga. Namun berdasarkan surat penghargaan Panitia Peringatan Hari Pahlawan ke XVIII tanggal 10 November 1963 yang ditanda tangani Gubernur pertama Nusa Tenggara Timur W.J. Lalamentik dan Ketua Pengurus Front Nasional NTT/Panitia Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1963. Letkol Paikun, Tom Pello diberi tanda penghargaan dan kemudian kerangka jenasahnya dipindahkan dari kuburan keluarga ke Taman Makan Pahlawan Dharma Loka Kupang. Namanya kemudian juga diabadikan untuk nama sebuah jalan di Kota Kupang.

3.1. Riwayat Organisasi
a.     Organisasi Pemuda Timor yang di pimpin Prof. IR. H. Johannes.
b.     Anggota Perserikatan Kebangsaan Indonesia.
c.      Ketua Partai Demokrasi Indonesia tahun 1937 (Fusi dari Partai Kebangsaan Timor).

3.2. Riwayat Tanda Penghargaan
a.     Penghargaan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur : mengingat dharma bhaktinya kepada Negara dan bangsa Indonesia.
b.     Pernah diusulkan untuk memperoleh tunjangan penghargaan berdasarkan UU No. 5 PGPS tahun 1964 oleh Pemerintah Daerah NTT tanggal 24 Juli 1979.
c.      Setelah meninggal jenasahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Kupang.

3.3. Kegiatan Lain-lain
a.    Mempersatukan eks Heiho dan Eks KNIL untuk menentang Belanda.
b.    Atas  usaha dan pengaruh Tom Pello, 9 pemuda dari 360 pemuda Heiho yang dating dari Ambin, kemudian tidak ikut ke negeri Belanda tetapi masuk TNI.
c.     Mamggalang para pegawai NICA untuk melakukan mogok kerja.
d.    Mendidik para pemuda yang tergabung dalam organisasi Pemuda PDI dibawah pimpinan Max Rihi untuk aktif melawan Belanda.
e.    Menyuara Nasionalisme Daerah Timor agar bersatu dengan RI.
1.     Senantiasa menentang dengan gigih terhadap pemerintahan colonial Belanda lewat organisasi.
2.     Pada masa pemerintahan pendudukan Jepang Tom Pello dan I.H. Doko dengan strategi yang tepat berhasil membela dan mengurangi penderitaan rakyat dan para raja di pulau Timor dari kekejaman pemerintahan Jepang. Berkat perannya ini maka Tom Pello dan I.H. Doko oleh masyarakat dijuluki : Stoet Blok (balok penahan).
3.     Tom Pello ikut aktif dalam pergerakkan Persatuan Kebangsaan Timor. Kemudian bersama-sama dengan I.H. Doko dan tokoh masyarakat Timor mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Timor (PDI) yang merupakan gabungan dari Partai Kebangkitan Indonesia pada tahun 1937. Pengurus PDI : Ketua Tom Pello, dan Wakil Ketua : I.H. Doko. Sekretaris CH. F. Ndaumanu, Wakil Skretaris Sahetapy Engels. Penasehat : HA. Koroh (Raja Amarasi).
Lewat partai tersebut dikeluarkan motto :
Mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Memperjuangkan Persatuan RI dari Sabang sampai Merauke.

8 komentar:

  1. Papa Tom Pello adalah seorang Pahlawan dari Nusa Tenggara Timor :) Beliau adalah Kakak kandung dari Papi ku ( RY.Pello Yr )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Istri saya bernama vanny.. adalah anak dari Gerson Tom Pello. Mertua saya (Gerson Tom Pello) sdh meninggal dan dikuburkan di Camplong kab.Kupang. ada adik perempuannya yg masih tinggal di Camplong yaitu mama Rin pello/belakang BRI camplong.

      Hapus
    2. Kami adalah Cece dri iyang Thom Pello,,kuburan di rumah Camplong,,depan Greja Sion Camplong..🙏🏻🙏🏻🙏🏻

      Hapus
  2. terima kasih bagi saudara yg sudah membuat blog ini menceritakan Riwayat Hidup dari Papa Tom Pello yaitu Om kami :) Tuhan Yesus Memberkati

    BalasHapus
  3. semoga kami anak-anak NTT di generasi ini dapat melanjutkan perjuanganmu pajlawan. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus sekali tulisan ini saya ingin mempeajarinya secara mendetail,apakah bisa di bantu?

      Hapus
  4. Mereka pahlawan kita,yang telah menanamkan dasar dasar perjungan yang mulia..
    Semoga kami generasi muda dapat mengikuti jejak dan perjuangan mereka.

    BalasHapus
  5. Sedikit revisi untuk nama Tamaria Yeremoth Pello, karena beliau adalah opa saya. Nama beliau adalah Samaria Jeremoth Pello (dikenal dengan Adi Pello) yang menikah dengan Geertruida Amalo (Eda Amalo). Tetapi saya senang membaca sejarah dan kisah dari opa Tom Pello ini. Gbu

    BalasHapus